Selasa, 30 September 2008

YTM Tuding Inco Kelabui Warga

Sumber : Mercusuar

Kamis, 11 September 2008

Morowali, Mercusuar

Yayasan Tanah Merdeka (YTM) menuding PT Inco mengelabui warga Desa Oneputejaya, Kecamatan Bungku Tengah, Kabupaten Morowali. PT Inco mengajak tim tujuh yang terdiri dari, Kades Jalan, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) D.M Sudarma, Sekder Husen, Makali, Nur Mu’min, Mastur, Gusti Sutabe serta sejumlah tokoh masyarakat untuk kembali menggelar pertemuan di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur Sulawesi Selatan pada 8 Agustus. Padahal, berdasarkan informasi antara 9 hingga 11 Agustus, Vice Presiden Inco, Michael L yang didampingi Arif Sudarman dan Manager Departement Boy Suryo Aditya mengunjungi areal kontrak karya Inco di blok Bahodopi.

Coordinator kantor lapangan tim Morowali Hafid kepada Koran ini mengatakan , langkah Inco itu untuk meredam aksi warga desa Oneputejaya.

Pasalnya, beberapa hari terakhir, warga Oneputejaya melakukan aksi memasang patok di areal kontrak karya PT Inco yang masuk lahan warga.

“Pertemuan ini hanya strategi Humas Inco di Soroawako untuk meredam aksi warga terkait kunjungan petinggi-petingginya di blok Bahodopi.”tandas Hafid.

Tuntutan warga dalam pertemuan di Inco membahas tentang sertifikat lahan usaha (LU) I dan proses ganti rugi LU II milik warga. Namun, berdasarkan pengalaman sebelumnya, realisasi di lapangan tidak ada. Sebab, PT Inco tidak pernah serius terhadap masalah yang dialami warga desa Oneputejaya.

Pihak yang selama ini mendampingi warga Oneputejaya, menyarankan agar langsung balik ke Morowali begitu selesai pertemuan 8 agustus tersebut. “Untuk apa Inco melakukan pertemuan disana (Sorowako.Red), sementara penentu kebijakan ada disini (Morowali.Red),”ujarnya.

Sementara itu, perwakilan PT Inco di Morowali Saiful yang dikonfirnasi masalah tersebut tidak berhasil. Ketika dihubungi, ponselnya tidak diangkat.

Demikian pula dengan pesan layanan singkat yang dikirimkan tidak dibalas hingga berita naik cetak. CR1

Rabu, 03 September 2008

Politik Konservasi: Orang Katu di Behoa Kakau

By Arianto Sangaji. 2002.

Dalam perspektif yang berkeadilan, sistem budaya dan sistem sosial Orang Katu tidak saja boleh dilihat dari sisi negatif “orang luar”, tetapi harus ada keseimbangan pandangan dari “orang dalam” sendiri akan eksistensi mereka terhadap sumber daya alam. Dengan cara pandang yang lain ini maka kita dapat melihat bahwa Orang Katu adalah sebuah contoh mengenai kemampuan masyarakat sendiri dalam mengelola sumber daya agraria, yang berlandaskan pada rasionalitas ekonomi, budaya, hukum, ekologi, bahkan politik mereka sendiri. Berpuluh-puluh atau beratus-ratus tahun kemampuan ini berkembang dan dipertahankan di tengah-tengah terpaan badai perubahan, intimidasi penjajahan, dan pengaruh kuat lainnya yang datang dari luar kemampuan dan sistem sosial budaya mereka.

Pemahaman terhadap Orang Katu mesti dimulai dengan mengenali beberapa aspek tentang seluk-beluk dan cara merespon berbagai masalah kehidupan mereka di dalam pengelolaan sumber daya agraria. Aspek-aspek itu atara lain tercermin pada sistem land tenure dan pola-pola penggunaan sumber daya agraria (pertanian dan pemanfaatan hasil hutan). Dalam rangka pemahaman akan Orang Katu ini bagian yang penting ditemukenali adalah bagaimana respon mereka terhadap ancaman-ancaman yang dihadapi dalam pengelolaan sumberdaya agraria.